Senin, 28 November 2011

Untukmu calon Suamiku

Wahai seseorang yang telah tertulis dalam lauhul mahfudzku,imamku dan ayah dari anak-anakku,engkau yang menemani perjalananku nanti...

Apakah yang sedang kau lakukan disana?

Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu,memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dari buah hatimu kelak...

Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelantarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat..
mencampakkan jauh egomu,membaktikan dirimu tuk ummat..
Aku percaya kau sedang mengkaji,kau sedang belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat,yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti...

Aku percaya Al-Qur'an selalu ada dalam hatimu,selalu terucap dari bibirmu dan dzikir selalu melantun menemani langkah jihadmu...

Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu,menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu...
AAku percaya,kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri disana,di belahan bumi manapun kau berada...

Aku pun begitu sayang...

Aku sedang belajar....Belajar menempa diri,menjauhkan egoku demi ummat,membangkitkan diriku untuk orang lain,agar baktiku padamu pun sempurna...
Aku sedang belajar,meniti dakwahku...meniti cita-cita duniaku,meniti cita-cita akhiratku,agar kelak keluarga Islami dan keluarga Qur'ani yang aku inginkan nanti dapat ku bangun bersamamu..karna kau tahu?meskipun kau imamku,ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti...

Aku sedang belajar menjaga diri,menjaga pandangan dan hatiku,agar ketika kau memiliki hati ini,hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu...
Aku sedang menempa diri,untuk menjadi seorang Khadijah untukmu,yang menjadi tempatmu membagi resah..seseorang yang kau datang padanya...saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa.seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam selalu tanganmu dalam perjalan jihadmu..

Maka tetaplah dalam jihadmu,,tetaplah dalam usahamu..kuyakin itu..
Maka tetaplah dalam jihadmu...tetaplah dalam ikhtiarmu..aku yakin kau kuat disana,dan doakanlah agar akupun kuat disini dalam jihad dan ikhtiarku..bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu,kumohon..karna doa yang dapat menolongku...

Hingga saatnya,kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien...dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama....

Dan nanti ,,terimalah aku apa adanya jika aku belum bisa menjadi Khadijahmu,Aisyahmu atau bahkan wanita yang layak kau sebut wanita sempurna seperti mereka ..tapi bimbinglah aku seperrti mereka dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan estafet perjuangan dakwah ini..

Teruntukmu yang ada disana,kuatlah..dan bersabarlah...


Bawalah aku dalam doa dan sujudmu,agar cinta kita nanti,hanya KarenaNya..Aaamiiinn...

Kamis, 24 November 2011

Cermin

Tatkala kudatangi sebuah cermin,Tampak sesosok yang sudah lama kukenali,Namun ANEH,Sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat.

Tatkala kutatap wajah,hatiku bertanya apakah wajah ini yang kelak kan bercahaya,bersinar indah di syurga sana?

Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka Jahanam??

Tatkala kutatap mataku,galau hatiku bertanya...Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan menatap Allah,menatap Rasulullah...menatap kekasih Allah kelak??

Ataukah mata ini yang akan terbeliak.melotot,menganga terbuai menatap neraka jahanam...

Wahai mata,apa gerangan yang kau tatap selama ini??

Tatkala kutatap mulut,apakah mulut ini yang akan mendesah penuh kerinduan mengucap LAAILAHA ILLALLAH saat malaikat maut datang menjemput...ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah terjulur dengan lengking jeritan pilu, yang akan menggugah sendi-sendi setiap pendengar,ataukah menjadi mulut pemakan buah zaqqum Jahanam, yang getir menghunus penghancur usus...

Apa yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?!
Berapa banyak hari yang remuk dengan pisau kata-katamu yang menghiris tajam,berapa banyak kata-kata yang manis semanis madu yang engkau ucapkan untuk menipu...?!

Betapa jarang engkau jujur,betapa langkanya engkau menyebut nama Tuhanmu dengan tulus, betapa jarangnya engkau syahdu memohon agar Tuhanmu mengampuni segala dosa yang telah kau perbuat?!

Tatkala kutatap tubuhku,apakah tubuh iniyang kelak kan penuh cahaya,bersinar,bersukacita,bercengkerama di syurga sana?
Ataukah tubuh yang akan tercabuk-cabuk hancur mendidih di dalam lahar membara Jahanam,terpasung tanpa ampun,derita yang takkan pernah berakhir...

Wahai tubuh,berapa banyak maksiat yang engkau lakukan...?
berapa banyak orang yang engkau dzalimi dengan tubuhmu...?
berapa banyak hambamu hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?!

Wahai tubuh,seperti apakah isi gerangan hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu,atau sebagus daki yang melekat ditubuhmu?
Apakah hatimu seindah penampilanmu atau sebusuk kotoranmu?!


Betapa berbeda,apa yang nampak dalam cermin dengan apa yang tersembunyi...Betapa aku telah tertipu...
Aku tertipu oleh topeng...
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng,
betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng,
betapa yang indah ternyata hanyalah memuji topeng...

Sedangkan aku,hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus...
Aku tertipu...Aku malu...Aku tertipu ya Allah...
Allah...! Selamatkanlah aku...

Senin, 21 November 2011

Bertanya Tentang CINTA

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan

Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”

Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indra, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”

Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

taken from http://cyberdakwah.net/2009/06/bertanya-tentang-cinta/

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>> Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa di tiap tepi waktu, terlampau banyak ajakan untuk meninggalkan jalan hidup Rasul-Mu. Dan di beberapa tepian waktu itu aku berharap tetap istiqomah. Ya Allah kumohon jaga harapan itu sampai akhir hayatku. Karena tak sedikit yg kehilangan sekedar rasa ‘ingin’ untuk istiqomah..

Jumat, 18 November 2011

Ah, yang Penting kan Hatinya..!!

Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang 'ngetrend' dan biasa kita dengar adalah " Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka 'ngerumpi' berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya tadi.
-------------------------------------
Syubhat lainnya lagi adalah " Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??
---------------------------------------
Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta'ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana. Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan "tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.
---------------------------------------
Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan "alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu "ala llah' artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.
---------------------------------------
Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta'ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka.Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:
--------------------------------------
"Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR. Muslim 2564/33).
Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).
---------------------------------------
Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya. Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita. Wallahu'alam bish-shawwab.
---------------------------------------